Learn of new "good" things are my activity and there will be here within my thinking

Siri - Siri

by Ummi Faqih | 05.53 in |

Siri...
A few months ago, my friend Javanese asked me about the marriage of Buginese, the tradition, mahar and anything. She was confused the expression of her prospective mother in law whos really surprised when my friend told her about her request..not mention something too heavy.
Made me wonder about budaya siri to Buginese again or Makassarese.
As though, siri is not anymore in the place right now. I dont know what people Buginese said about siri now, meanwhile if its about the attitude of Eastern people, It is not really different with Javanisme, Kalimantan or Sumatera.
Siri...entah kamu sekarang dimana
Sungguh sangat sedih melihat kaum muda dan kaum tua(nya juga) yang sudah sangat tersesat terlalu jauh dalam pemahaman siri ini. Mengapa saya katakan begitu? Karena, siri yang mustinya jadi tolak ukur manusia - manusia bugis seperti sudah tidak pada tempatnya lagi.
Satu contoh saja yang seperti saya katakan diatas, tentang pernikahan. Uang panaik selalu dikategorikan sebagai tolak ukur suatu keluarga dalam pernikahan. Harkat dan martabat seseorang dipertaruhkan dalam satuan mata uang (panaik). Ironis memang, tapi itulah budaya yang masih dipegang sebagian orang - orang tersebut.
Sementara nikah soro, dianggap biasa sebagian orang. Nah nikah soro...(apalagi ini)...Nikah soro sendiri adalah nikah yang dilakukan secara biasa, nikah di penghulu plus tanda tangan udah beres. Sedangkan acara nya dilakukan belakangan setelah waktu dan kondisi sudah dianggap memungkinkan. aneh...!!kenapa gak sekalian aja?? apa mau nunggu nanti bunting??
Uang panaik seakan2 memasung para wanita sebagian untuk tidak memperoleh haknya untuk mendapatkan kebahagian krn musti berhadapan dg orangtua yg mematok harga yg strick!! Sehingga tdk jarang kasus silariang terjadi, yang kemudian hanya akan menambah rasa malu pada keluarga...semoga hal ini tak pernah terjadi diantara kita
Berkaca dengan jaman Rasulullah dulu, ada seorang yang sangat miskin yang tidak punya apa - apa, sementara saat itu dia akan menikahi seorang wanita. Maka dia ditanyai oleh Baginda Rasul, barang apa saja yang engkau miliki? Ternyata yang dimiliki nya hanyalah sebuah cincin tembaga. Maka jadilah cincin tersebut menjadi mahar pria tersebut.
Dalam bugis-makassar, memang budaya nya sudah sangat kental saat pernikahan yakni musti ada : mahar, panaik dan erang - erang. Dan ini sudah mutlak untuk diadakan. Tapi toh, hendaknya tidak menjadi satu tolak ukur pernikahan untuk diadakan. Tidak menjadi suatu hambatan yang kemudian nantinya akan menyusahkan salah satu pihak, sehingga tidak mengurangi nilai sakral pernikahan itu sendiri.
Author not a culture observer, but hanya kritis dengan budaya siri yang udah nyeleneh banget
Siri, mustinya bukan hanya dimiliki orang bugis, karena siri itu dari diri sendiri yang dalam kedudukannya menjaga diri dari hal - hal yang merugikan diri sendiri. Termasuk berpegang teguh pada agama dan menjaga ahlak mulia.
Amin.

0 comments: